Tes
U Mann – Whitney
Tes
U Mann – whitney dipakai untuk menguji apakah dua kelompok independen telah
ditarik dari popukasi yang sama. Merupakan alternative lain dari tes t
parametric.
Ø Tes
ini menggunakan minimal pengukuran ordinal.
Ø Dalam
tes ini kita dapat menerima H₁jika kemungkinan
skor A lebih besar dari skor B lebih besar dari
. Yaitu jika a suatu observasi dari
populasi A, dan b suatu observasi dari populasi B, maka H₁
adalah P ( a > b ) >
.
Ø Tentukan
jumlah n1 dan n2. Dalam pengertian ini n1 adalah jumlah sampel yang berukur
lebih kecil dari n2.
Ø Gabungkan
n1 dan n2, berikan rangking kepada skor-skornya dengan memperhatikan tanda +
dan -. Skor disusun dari mulai 1 - k (=n1+n2). Untuk rangking kembar cari
rata-rata rangkingnya.
Ø Untuk
3 ≥ n1 dan n2 ≤ 8. Perhatikan frekuensi skor n1 dan n2 dalam urutan skor
gabungan. Hitung jumlah frekuensi skor n1 yang mendahului n2 atau sebaliknya.
Jumlah seluruh frekuensi skor yang mendahului = U.
Ø Selanjutnya
gunakan Tabel J (Siegel, 1997). Tentukan probabilitas (p) yang
dikaitkan dengan terjadinya suatu harga sebesar U menurut n1 dan n2. Seandainya
harga U tidak ditemukan dalam Tabel J, buat modifikasi dengan memakai rumus.
Harga-harga p tersebut dipakai untuk pengujian satu sisi, sedangkan untuk
melakukan pengujian dua sisi harga p = 2 x pTabel. Jika p £ a, maka tolak Ho.
Ø Untuk
9 ≤ n2 ≤ 20. Perhatikan frekuensi skor n1 dan n2 dalam urutan skor gabungan.
Hitung jumlah frekuensi skor n1 yang mendahului n2 atau sebaliknya. Jumlah
seluruh frekuensi skor yang mendahului = U.
Ø Selanjutnya
gunakan Tabel K (Siegel, 1997). Tentukan probabilitas (p) yang
dikaitkan dengan terjadinya suatu harga sebesar U menurut n1 dan n2. Seandainya
harga U tidak ditemukan dalam Tabel K, buat modifikasi dengan memakai rumus.
Harga-harga p tersebut dipakai untuk pengujian satu sisi, sedangkan untuk
melakukan pengujian dua sisi harga p = 2 x pTabel. Jika p ≥ α, maka tolak Ho.
Misalnya,
data
Skor E
|
9
|
11
|
15
|
|
Skor C
|
6
|
8
|
10
|
13
|
Rangking
6
|
8
|
9
|
10
|
11
|
13
|
15
|
C
|
C
|
E
|
C
|
E
|
C
|
E
|
Perhatikan
kelomlpok kontrol C dan hitung banyak skor E yang mendahului skor. Pada tabel
tampak bahwa skor 6 tidak ada yang mendahului dan skor skor 10 didahului satu
skor E. dengan demikian diperoleh U = 0 + 0 + 1 + 2 = 3, skor E mendahului skor
C sebanyak 3 kali, maka U = 3.
Dalam
contoh di atas n₁ = 3,n₂
= 4, dan U = 3, pada tabel j menunjukkan kemungkinan kemunculan Hₒ sebesar p =
0.200.
Rumus
U
= n₁n₂
- U’
R₁=
jumlah ranking pada sampel n₁
Sampel
besar
Jika
n₂ lebih besar daripada 20, kita dapat
menggunakan tabel K maupuin tabel J, dengan rumus
Mean
=
Contoh
soal : seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan nilai yang diperoleh siswa dengan metode pengajaran A dan B. untuk
itu, dilakukan penelitian pada 2 kelompok siswa yang masing-masing terdiri dari
4 siswa dan diajar dengan metode yang berbeda. Pada akhir semester siswa diuji
dan hasil perolehan nilainya sebagai berikut:
A
|
3
|
4
|
6
|
9
|
B
|
5
|
7
|
8
|
10
|
Rumusan
masalah : apakah ada perbedan nilai siswa pada saat ujian ketika diberi metode
pengajaran berbeda
Hipotesis
:
Ho
: tidak ada perbedaan perolehan nilai siswa ketika diberi metode pengajaran
yang berbeda
Ha
: ada perbedaan perolehan nilai siswa ketika diberi metode pengajaran yang
berbeda
Taraf
kepercayaan 95%
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
A
|
A
|
B
|
A
|
B
|
B
|
A
|
B
|
Ua
= 0+0+1+3 =4
Ub
=2+3+3+4 =12
n1=n2=4
dari
tabel J kita lihat p = 0.171, karena kita menggunakan hipotesis 2 arah maka
hasil p kita dikali dua menjadi 0.342
p
≥ α maka keputusan kita menerima Ho, kesimpulannya tidak ada perbedaan
perolehan nilai siswa ketika diberi metode pengajaran yang berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar